Jumat, 16 Mei 2014

teknik-teknik dalam komunikasi pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
            Komunikasi  adalalah proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompokorganisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan atau gesture, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Agar tercapainya komunikasi yang efektif dibutuhkan pula teknik-teknik komunikasi yang efektif. Komunikasi Efektif dimaksud agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon) yang sesuai dengan tujuan individu berkomunikasi. Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif. Pengertian teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sesuatu hal. Sedangkan pengertian komunikasi adalah penyampaian informasi dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka pengertian teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya.
            Dalam dunia pendidikan, komunikasi memiliki peran penting demi tercapainya tujuan dari kegiatan pendidikan tersebut. Komunikasi yang terjalin dalam pendidikan bisa memiliki beragam jenis dan varisai, seperti komunikasi antara guru dan murid, guru dan guru, murid dan murid, guru dan wali murid, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, komunikasi sangat di perlukan dalam dunia pendidikan dan dalam melakukan komunikasi tersebut kita di harapkan mampu berkomunikasi dengan baik. Adapun cara yang di tempuh untuk mencapai komunikasi yang efektif adalah di antaranya harus memperhatikan tujuan dari komunikasi, setelah itu pemelihan media yang tepat untuk mendukung kelancaran komunikasi tersebut. Apabila pemilihan media komunikasi telah sesuai dengan tujuan komunikasi, hal selanjutnya adalah pemilihan tehnik komunikasi yang tepat. Tehnik-tehnik berkomunikasi dalam pendidikan akan kami sajikan dalam makalah kami berikut ini.



1.2       RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian komunikasi dalam pendidikan?
2.      Apakah manfaat dan tujuan dari komunikasi penidikan?
3.      Apa kah teknik-teknik berkomunikasi dalam pendidikan?

1.3       TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui apakah pengertian komunikasi dalam pendidikan.
2.      Untuk mengetahui apakah manfaat dan tujuan dari komunikasi penidikan.
3.      Untuk mengetahui apakah teknik-teknik berkomunikasi dalam pendidikan.























BAB II
PEMBAHASAN
2.1       PENGERTIAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar merupakan salah satu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru. Didalam proses tersebut terdapat pembentukan dan pengalihan  pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator kepada komunikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam prosesnya, komunikasi merupakan suatu proses sosial untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ketiga arah. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan orang lain atau kelompok lain.
Komunikasi itu terbagi menjadi 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung  dengan aktif antara komunikator dan komunikan, dimana antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik diantara keduanya (komunikasi dua arah). Sedangkan komunikasi pasif terjadi dimana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon dari proses komunikasi (komunikasi searah).
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktifitas menyebarkan, menyampaikan gagasan  dan maksud-maksud ke seluruh organisasi sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih daripada sekedar menyalurkan gagasan secara lisan atau tertulis. Komunikasi lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas daripada secara tertulis.


 2.2      MANFAAT DAN TUJUAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Komunikasi instruksional merupakan sebagai bagian kecil dari komunikasi pendidikan. Ia merupakan proses komunikasi yang disusun dan dirancang secara khusus dengan tujuan untuk mengubah prilaku sasaran atau komunikan ke arah yang lebih baik. Komunikasi pendidikan merupakan komunikasi yang sudah merambah atau menyentuh dunia pendidikan dengan segala aspeknya; dengan kata lain: komunikasi dalam bidang pendidikan. Sasaran atau komunikan di sini maksudnya adalah sekelompok orang, biasanya bersifat homogen, meskipun terkadang juga sedikit heterogen, baik kelompok yang lebih bersifat formal ataupun yang nonformal. Siswa, mahasiswa, peserta pelatihan, peserta penataran, peserta seminar, anggota kelompok tani di desa, anggota kelompok kegiatan arisan di RT/RW ataupun desa, dan juga anggota kelompok pada suatu komunitas tertentu yang tersebar di masyarakat, juga anak-anak kita di rumah, adalah contoh-contoh yang termasuk ke dalam sasaran atau komunikan.
Tujuannya yang ingin dicapai adalah mengubah perilaku sasaran, maka berbagai pendekatan teoretis ataupun praktis tentang perubahan perilaku, yang di dunia komunikasi dan pendidikan dikenal dengan teori belajar, diperkenalkan juga dalam pengkajian materi ini. Gunanya antara lain untuk memudahkan para komunikator, termasuk komunikator pendidikan seperti guru dan pendidik di berbagai tingkatan, instruktur pelatihan, penyuluh lapangan, mahasiswa komunikasi, mahasiswa pendidikan, dan lainnya yang akan mengadakan kegiatan komunikasi di lapangan dalam mengenali situasi dan kondisi medan kegiatan yang bersangkutan, termasuk di dalamnya masalah kelompok sasaran yang menjadi subjek komunikasinya. Dengan pengetahuan ini diharapkan kegiatan komunikasi instruksional akan lebih efektif.
Seluruh kegiatan manusia di manapun berada, selalu tersentuh dengan komunikasi, begitu juga dalam dunia pendidikan. Pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dengan kata lain tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi, karena dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik dan antara pendidik dengan peserta didik. Inilah yang dimaksud dengan komunikasi memiliki fungsi sebagai pendidikan, sebagaimana dikatakan oleh Effendy (1984: 31) “komunikasi berfungsi sebgai information, education dan reaction”. Bila dilihat pengertian komunikasi menurut Berelson dalam Effendy (1988:14), adalah “Penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan lain-lain melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik dan lain-lain. Untuk itu maka komunikator harus mempunyai kemampuan agar pesannya itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan dilakukan oleh komunikan .[1]
Tujuan teknik komunikasi dalam pendidikan secara umum:
  1. Pencapaian tujuan pendidikan
  2. Pemecahan masalah yang sedang di hadapi
  3. Kerja sama yang baik
  4. Memanfaatkan keahlian-keahlian yang di miliki oleh orang tua.
  5. Menempung ide-ide orang tua untuk menunjang program sekolah dan program pembelajaran
  6. Saling keterbukaan
  7. Untuk melahirkan rasa menghargai apa yang di miliki dan di punyai oleh anak(potensi yang di miliki anak), dan batas kemampuan pengembangannya, yang di miliki anak mereka dan bagai mana mengembangkannya
  8. Untuk memperbaiki atau menambah program pembelajaran yang telah di programkan
  9. Un tuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang di miliki orang tua dalam pelayanan tumkbuh kembang anak mereka dan pola asuh orag tua
  10. Untuk mengetahui permasalahan yang di hadapi anak didik baik di sekolah maupun di luar sekolah(krluarga) berhubungan dengan masalah fisik atau motorik, bahasa dan sosialisasinya salah satu kognitif, dan seninya.[2]
 2.3      TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI PENDIDIKAN
            Menurut Uchyana (1984) teknik-teknik yang di gunakan untuk berkomunikasi dalam pendidikan terdiri atas :
1.         Informative Communication (Komunikasi Informatif)
Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.
Kendatipun demikian teknik informatif ini dapat pula berlaku pada seseorang, seperti halnya kajian ilmu yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, namun bersifat relatif, pasalnya pada kajian ilmu tertentu, sedikit banyak telah diketahui oleh mahasiswanya.[3]

2.         Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)
Istilah persuasif (persuasive) bersumber pada perkataan latin persuaio, kata kerjanya adalah persuader yang berarti membujuk, mengajak atau merayu.[4] Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
Teknik ini berlangsung dengan personal contact yang memungkinkan komunikator mengetahui, memahami, dan menguasai;
(1) frame of reference komunikan selengkapnya;
(2) kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya;
(3) suasana lingkungan padasaat terjadinya komunikasi;
(4) tanggapan komunikan secara langsung.[5]

3.      Coersive/ Instructive Communication (Komunikasi Bersifat Perintah)
Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interes atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik ,perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Bagi seorang diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata andalan dan sangat penting untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis.[6] Teknik ini bisa digunakan oleh atasan terhadap bawahannya yang menuntut adanya kedisiplinan kerja karyawannya.[7]
4.             Human Relation (Hubungan Manusia)
Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam. Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia.[8]
Hubungan manusiawi, menurut Effendy (2000:138-140), dalam arti luas ialah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan di dalam semua bidang kehidupan.  Adapun hubungan manusiawi dalam arti sempit yakni  interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan (work organization).
Ditinjau dari ilmu komunikasi, hubungan manusiawi termasuk ke dalam komunikasi antarpersona (interpersonal communication) sebab berlangsung pada umumnya antara dua orang secara dialogis. Oleh karena sifatnya action oriented, hubungan manusiawi disebut komunikasi.
Teknik komunikasi hubungan  manusiawi ini yakni berupa counseling. Konseling ini bertujuan untuk membantu konseli (counselee), yakni seseorang yang menghadapi masalah atau menderita frustasi, untuk memecahkan masalahnya sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalahnya.[9]
                Pendidik memiliki tanggung jawab penuh atas pengelolaan proses belajar mengajar. Adapun yang menjadi fokus sasarannya adalah unsur-unsur dari proses belajar-mengajar dan menjadikan seefektif mungkin dan seoptimal mungkin unsurunsur tersebut. Agar keadaan ini dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan, maka ada dua kegiatan pokok yang harus dilaksanakan oleh para guru, yaitu :
  1. Mempersiapkan diri dan unsur-unsur lainnya yang akan dilibatkan dalam proses belajar-mengajar.
  2. Mengoperasikan hal-hal yang sudah dipersiapkan dengan memperhatikan variasi dan pengembangan seperlunya, utamanya perhatian terhadap metode pembelajaran.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka pada bagian ini pengelolaan proses belajar mengajar akan ditinjau dari dua pendekatan, yaitu pendekatan konsepual dan pendekatan operasional. Dua pendekatan ini sebenarnya saling berhubungan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.
a.      Pendekatan Konseptual
Pengelolaan kelas dalam proses belajar-mengajar dengan pendekatan konseptual adalah kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan penyususnan rancangan belajarmengajar (pembelajaran). Proses pembelajaran adalah kegiatan yang berlangsung di kelas dengan sasaran utamanya adalah pengoperasian tujuan-tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran tersebut semestinya terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan pembelajaran (intrsuksional), Kegiatan belajar mengajar dan penilaian. Langkah pertama adalah rumusan tujuan instruksional dalam Tujuan khusus pembelajaran sebagai penjabaran dari rumusan tujuan umum pembelajaran. Langkah kedua adalah kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses belajar mengajar. Langkah ini dilakuan dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti pembelajaran dan penutup. Rincian ini tentunya disesuaikan dengan durasi waktu yang ada dalam tiap pertemuan. Nana (1989:147-148) menyebutkan “secara umum ada tiga tahapan dalam strategi pembelajaran yaitu tahap pemula (prainstruksional), tahap penyampaian (instruksional) dan tahap penilaian dan tindak lanjut.” Gambaran dari ketiga tahapan tersebut adalah : Sumber : Nana (1989:148)
Pada tahap pertama (prainstruksional) ada beberapa hal yang memerlukan rancangan. Tahap awal dari proses belajar mengajar, berfungsi mengarahkan siswa mengikut proses belajar mengajar yang sebenarnya. Rancangan pembelajaran pada tahap ini mengungkapkan kembali pengalaman, perilaku awal (entering behavior) dan kebutuhan siswa yang berhubungan dengan minat, bakat dan lingkungan di mana siswa itu berada. Tahap kedua (instruksional) adalah tahap inti dalam kegiatan belajar, berupa penyajian materi pelajaran yang diarahkan kepada pencapaian tujuan instruksional khusus secara optimal. Tahap kedua ini melputi: merumuskan tujuan instruksional khusus dengan memperhatikan kurikulum, kemampuan siswa. Kualitas rancangan tujuan instruksional khusus didasarkan pada minat, bakat, dan kebutuhan yang mendasar dari siswa yang berkaitan dengan dimana siswa itu berada.
Di samping itu materi pelajaran, media, metode, sumber belajar dan waktu dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar rancangan komponen-komponen tersebut memiliki daya guna yang tinggi terhadap pencapaian tujuan, maka pilihan dan penetapan komponenkomponen tersebut disesuakan dengan karakteristik tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran merupakan titk sentral dalam menentukan komponen-komponen pembelajran lainnya yang akan dilibatkan dalam penyajian materi pembelajaran. Tahap ketiga (penilaian dan tindak lanjut) dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan komunikasi instruksional. Kegiatan yang sering dilakukan pada tahap ini adalah menilai siswa melalui tes lisan, tulisan dan mungkin dirancang berdasarkan tujuan yang telah ditentukan. Bagi siswa yang belum memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan hendaknya disiapkan rancangan khusus bagi mereka seta rancangan penilaian atau tugas-tugas tetentu yang berfungsi sebagai tes lisan ataupun tes tertulis.
b.      Pendekatan Operasional
Tindak lanjut dari pendekatan konseptual dalam proses belajar mengajar adalah pengoperasin rancangan pembelajaran dalam bentuk kegiatan nyata di dalam kelas. Rancangan tersebut biasanya berisi hal-hal yang mendasar sebagai pedoman atau pegangan bagi para guru. Penerapannya dalam proses belajar memerlukan pengembangan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pengembangan ini diarahkan kepada seluruh komponen-komponen pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar tidak berlangsung monoton dan membosankan.[10]


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Komunikasi persuasif  banyak digunakan  untuk periklanan. Komunikasi informatif adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Hubungan manusiawi merupakan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.

3.2 SARAN
Komunikasi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa mengunakan komunikasi. Makalah ini jauh dari kesempurnaan adanya kritik atau saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Terima kasih.














DAFTAR PUSTAKA

Oemi Abdurrahman, Dasar-dasar Public Relations, (Alumni, Bandung, 1993). Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bina Cipta, Bandung. 1977).
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/31/teknik-teknik-dalam-komunikasi-pendidikan
http://brendafauzia.blogspot.com/2012/12/teknik-komunikasi.html
http://debbyi.blogspot.com/2013/10/makalah-teknik-teknik-komunikasi.html
http://vanywulandary31.wordpress.com/2012/11/20/makalah-teknik-komunikasi-kolaborasi-antara-guru-dan-orang-tua
http://situliatsitucoment.blogspot.com/2010/02/informative-communication-komunikasi.html
http://www.referensimakalah.com/2013/09/bentuk-komunikasi-dari-sisi-tekniknya.html





        [1] http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/31/teknik-teknik-dalam-komunikasi-pendidikan
        [2] http://vanywulandary31.wordpress.com/2012/11/20/makalah-teknik-komunikasi-kolaborasi-antara-guru-dan-orang-tua

         [3] http://situliatsitucoment.blogspot.com/2010/02/informative-communication-komunikasi.html
        [4] Oemi Abdurrahman, Dasar-dasar Public Relations, (Alumni, Bandung, 1993). Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bina Cipta, Bandung. 1977).

        [5] http://brendafauzia.blogspot.com/2012/12/teknik-komunikasi.html
         [6] http://situliatsitucoment.blogspot.com/2010/02/informative-communication-komunikasi.html
         [7] http://debbyi.blogspot.com/2013/10/makalah-teknik-teknik-komunikasi.html
        [8] http://debbyi.blogspot.com/2013/10/makalah-teknik-teknik-komunikasi.html
        [9] http://brendafauzia.blogspot.com/2012/12/teknik-komunikasi.html

        [10] http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/31/teknik-teknik-dalam-komunikasi-pendidikan


























Tidak ada komentar: