Jumat, 16 Mei 2014

manajemen konflik


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah penulis menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang berjudul “ Manajemen Konflik dan Perubahan dalam Organisasi”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua, teman-teman yang telah memberikan dukungan moril, terutama kepada dosen pengasuh yaitu Ibu Hj. Sulistyorini selaku dosen pengasuh mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam.
Makalah ini berisikan mencakup tentang konflik dan perubahan dalam organisasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dalam menghadapi konflik pada organisasi maupun individu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Tulungagung, 18 Oktober 2013


Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 LATAR BELAKANG 3
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN MASALAH 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.2 KONFLIK DALAM ORGANISASI 6
2.3 PERUBAHAN DALAM ORGANISASI 11
BAB III PENUTUP 16
DAFTAR PUSTAKA 17














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai manusia kita hidup dalam dunia penuh dengan perubahan. Perubahan merupakan sesuatu hal yang pasti (terjadi, dan akan terjadi), sebagaimana yang telah di ketahui manusia sejak zaman dahulu. Dengan demikian berarti bahwa manusia senantiasa “berubah” sesuai dengan tuntutan itu sendiri. Perubahan yang di maksud meliputi misalnya perubahan dalam perilaku, perubahan dalam sistem nilai dan penilaian, perubahan dalam cara-cara bekerja, dalam peralatan yang digunakan, perubahan dalam cara berpikir maupun perubahan dalam hal bersikap.
Perubahan dapat terjadi secara evolusioner, tetapi ia dapat pula berlangsung secara revolusioner. Perlu diingat bahwa tidak semua perubahan akan menimbulkan kondisi yang lebih baik, hingga dalam hal demikian tentu perlu di upayakan agar bila memungkinkan perubahan di arahkan kearah yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Transisi dari kondisi awal hingga kondisi kemudian memerlukan suatu proses tranformasi, yang tidak selalu berlangsung dengan lancarnya, mengingat bahwa perubshan-perubahan sering kali di sertai aneka macam konflik yang muncul.
Salah satu sasaran manajemen perubahan adalah mengupayakan agar proses transformasi tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif cepat dengan kesulitan seminimal mungkin. Pembahasan perubahan dalam proses perubahan, biasanya di lakukan orang melalui fokus perubahan (organizational change).
Konflik dan perubahan merupakan dua macam hal yang berkaitan erat satu sama lain. Kita bisa mengatakan bahwa konflik menimbulkan perubahan, tetapi sebaliknya perubahan dapat pula menimbulkan konflik. Maka dapat dikatakan bahwa secara umum, dalam kegiatan manajemen baik pada tingkatan mikro, maupun manajemen pada tingkatan makro. Manajemen perubahan (the managing of change) implisit juga mengandung manajemen konflik (the management of conflicts).
Dalam kenyataan, kita sering kali melihat adanya sikap menentang terhadap perubahan, yang kadang-kadang memanifestasi di dalam wujud pemogokan, demonstrasi-demonstrasi, sengaja bekerja lamban dan protes-protes sosial. Lebih sulit menghadapi tantangan-tantangan implisit, seperti misalnya motivasi yang merosot, atau loyalitas yang makin menyusut, terjadinya kesalahan-kesalahan, terlampau mencoloknya absen paa karyawan dan sikap kurang menyetujui perubahan.
Tentangan yang berlebihan atau apa yang dinamakan tentangan yang bersifat irasional, dapat menghambat kemajuan organisasi yang bersangkutan, dan bahkan ketahanan organisasi tersebut, terutama bila para pesaing bertindak lebih cepat.
Tetapi, agaknya ironis untuk menyatakan bahwa kerapkali perubahan di tentang, sekalipun di ketahui bahwa manfaatnya melebihi biaya-biayanya. Segera muncul pertanyaan sebagai berikut:”Mengapa hal tersebut terjadi?” ada berbagai macam alasan yang kadang-kadang bersifat overlap, mengapa orang-orang dan organisasi-organisasi menentang perubahan.
Di sini akan di bahas bagaimana mengelola perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi. Aspek apa saja yang terlibat di dalamnya, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan bagaimana pemecahannya.
B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari konflik?
2.      Bagaimanakah pandangan Anda mengenai manajemen konflik dalam organisasi?
3.      Apa saja yang termasuk dalam sumber pemicu timbulnya konflik?
4.      Bagaimanakah tingkatan-tingkatan konflik dalam sebuah organisasi?
5.      Sebutkan metode-metode yang dapat di gunakan untuk mengelola sebuah konflik?
6.      Apa sajakah pengaruh konflik dalam sebuah organisasi?
7.      Apa pengertian perubahan dalam sebuah organisasi?
8.      Apa saja sumber-sumber penyebab perubahan?
9.      Bagaimana hubungan perubahan dengan konflik dalam organisasi?
10.  Bagaimana cara mengatasi tentangan terhadap  perubahan?
11.  Apa saja hambatan-hambatan dalam mencapai suatu perubahan?
12.  Apa saja tipe-tipe perubahan organisasi?
13.  Apa saja peran yang dapat diperankan oleh agen perubahan?
14.  Bagaimana cara mengelola suatu perubahan serta apa saja tahap-tahapnya?


C.    Tujuan Masalah

1.      Membahas pengertian konflik secara bahasa dan menurut para ahli
2.      Membahas pandangan para ahli mengenai konflik dalam organisasi
3.      Membahas sumber-sumber pemicu timbulnya konflik
4.      Membahas tingkatan-tingkatan sebuah konflik
5.      Membahas metode-metode yang dapat di gunakan untuk mengelola sebuah konflik
6.      Membahas pengaruh konflik dalam sebuah organisasi
7.      Membahas pengertian perubahan dalam sebuah organisasi
8.      Membahas sumber-sumber penyebab perubahan
9.      Membahas hubungan perubahan dengan konflik dalam organisasi
10.  Membahas cara mengatasi tentangan terhadap  perubahan
11.  Membahas hambatan-hambatan dalam mencapai suatu perubahan
12.  Membahas tipe-tipe perubahan organisasi
13.  Membahas peran yang dapat dperankan oleh agen perubahan
14.  Membahas cara mengelola suatu perubahan serta apa saja tahap-tahapnya













BAB II
PEMBAHASAN
1. Konflik dalam Organisasi
    1.1 Pengertian Konflik
Ditinjau dari akar katanya, istilah konflik berasal dari kata con-figere, atau conficium yang berarti benturan menunjuk pada semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, pertentangan, perkelahian, oposisi, dan interaksi – interaksi yang bersifat antagonis. [1]
Selain itu, konflik dalam organisasi telah didefinisikan oleh para ahli antara lain sebagai berikut :
1)      S.P Robbins mendefinisikan konflik sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa ada pihak lain telah mempengaruhi secara negatif , sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama. [2]
2)      Don Hellriegel dan John W. Slocum Jr.: “…conflict is defined as any situation which there are incompatible goals, cognition or emotion within or between individuals or groups and hat leads to opposition or antagonistic interaction…” [3]
Sedangkan arti dari Manajemen Konflik menurut Winardi mengandung arti bahwa konflik dapat memainkan peranan dalam rangka upaya pencapaian sasaran secara efektif dan efisien. Metode yang dipilih suatu organisasi untuk manajemen konflik tergantungpada sumber timbulnya problem yang ada.

    1.2 Sumber / Penyebab Konflik
Paling tidak sumber – sumber yang menjadi pendahulu terjadinya konflik dalam organisasi antara lain:
1)      adanya persaingan
2)      ketergantungan pekerjaan
3)      kekaburan bidang tugas
4)      perbedaan tujuan
5)      problem status
6)      rintangan komunikasi
7)      sifat – sifat individu [4]
Sedangkan Arikunto [5] menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa sebab terjadinya konflik adalah :
1)      adanya kesalahpahaman (kegagalan komunikasi)
2)      keadaan pribadi individu – individu yang saling berkonflik
3)      perbedaan nilai, pandangan, dan tujuan
4)      perbedaan standar penampilan
5)      perbedaan – perbedaan yang berkenaan dengan cara
6)      hal – hal yang menyangkut pertanggungjawaban
7)      kurangnya kemampuan dan unsur – unsur organisasi
8)      hal – hal yang berkenaan dengan kekuasaan
9)      adanya frustasi dan kejengkelan,
10)  adanya kompetisi karena merebutkan sumber yang terbatas
11)  tidak mensetujui butir – butir dalam peraturan dan kebijakan
    1.3 Jenis - jenis Konflik
Orang – orang dalam bidang pekerjaan menghadapi konflik – konflik pada masing – masing di antara lima macam tingkatan berikut :[6]
1.      Konflik Intraperorangan
     Atau konflik yang terjadi di dalam sang individu yang bersangkutan. Mereka saling mencakup tekanan – tekanan aktual atau yang dipersepsi dari tujuan- tujuan yang tidak kompatibel.
2.      Konflik Antarperorangan
     Konflik ini timbul antara seorang individu atau banyak individu. Ia merupakan bentuk pokok konflik yang dihadapi oleh para manajer, mengingat sifat yang sangat antarperorangan dari peranan manajerial itu sendiri.

3.      Konflik Antarkelompok
     Konflik ini adalah konflik yang biasa dalam organisasi dan menyebabkan tugas koordinasi dan integrasi kegiatan tugas menjadi sulit.Pada masing – masing kasus, hubungan – hubungan antar kelompok perlu dikelola dengan baik guna mempertahankan kerja sama dan menghindari konsekuensi – konsekuensi disfungsional dari setiap konflik yang muncul.
4.      Konflik antara Pegawai dan Manajemen
     Konflik jenis ini mungkin relative lebih sulit karena sering tidak dinyatakan secara terbuka. Umumnya pihak karyawan lebih cenderung diam, meskipun mengalami pertentangan dengan pihak atasan.
5.      Konflik – konflik Konstruktif dan Konflik – konflik Destruktif
     Ada dua macam konflik apabila kita menghubungkannya dengan hasil – hasil keorganisasian. Konflik yang menyebabkan timbulnya manfaat positif bagi kelompok atau organisasi bersifat konstruktif, sedangkan konflik yang menyebabkan kerugian bagi kelompok bersifat destruktif.

    1.4 Tahap Konflik
Menurut Panduan Manajer Sekolah,ada lima tahap konflik : [7]
1)      Tahap laten (potensial),yaitu adanya perbedaan faktor individu, perbedaan organisasi, dan lingkungan yang merupakanpotensi munculnya konflik
2)      Tahap konflik yang sudah terasa
3)      Tahap perbedaan pendapat yang sudah saling bertentangan
4)      Tahap konflik terbuka
5)      Tahap pascakonflik terbuka: menguntungkan bila dikelola dengan baik, tetapi bisa merugikan jika dibiarkan



Menurut S. P Robbins, proses konflik dalam suatu organisasi mengalami 5 tahap : [8]
1.      Tahap 1 : Oposisi dan Ketidakcocokan Potensial
                        Pada tahap ini, kondisi yang membuka peluang timbulnya konflik   adalah masalah : Komunikasi, Struktur, dan Variabel Pribadi.
2.      Tahap 2 : Kognisi dan Personalisasi
                        Pada tahap ini, konflik perlu didefinisikan untuk menempuh suatu jalan panjang menuju penetapan jenis hasil yang mungkin    menyelesaikannya. Misalnya, persepsi mengenai pengangkatan, apakah             kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan.
3.      Tahap 3 : Maksud
            Maksud merupakan keputusan untuk tidak bertindak dalam suatu cara tertentu. Banyak konflik terjadi karena suatau pihak menghubungkan maksud yang keliru pada pihak yang lain. Di samping itu, terkadang ada kemelesetan antara maksud dan perilaku, sehingga perilaku tidak selalu mencerminkan dengan tepat maksud orang.
4.      Tahap 4 : Perilaku
            Tahap perilaku mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yang dibuat oleh pihak yang berkonflik.
5.      Tahap 5 : Hasil
            Hasil suatu konflik bisa fungsional dalam arti menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok dan bias pula disfungsional dalam arti merintangi dalam kinerja kelompok.

    1.5 Metode Pengelolaan Konflik
Ada tiga bentuk manajemen konflik [9] : (1) stimulasi konflik dalam satuan – satuan organisasi di mana pelaksanaan kegiatan lambat karena tingkat konflik terlalu rendah. (2) pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu tinggi atau menurunkan produktifitas; dan (3) penyelesaian konflik.
1.      Metode Stimulasi Konflik
            Meliputi :
1)      Pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok
2)      Penyusunan kembali organisasi
3)      Penawaran bonus, embayaran insentif dan penghargaanuntuk mendorong persaingan
4)      Pemilihan manajer – manajer yang tepat
5)      Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
2.      Metoda Penyelesaian Konflik
            Ada tiga metoda penyelesaian konflik yang sering digunakan:
a.       Dominasi dan penekanan
   Dominasi dan penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu (1) kekerasan, (2) penenangan, (3) penghindaran, (4) aturan mayoritas
b.      Kompromi
   Melalui kompromi manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bersangkutan. Bentuk – bentuk kompromi meliputi pemisahan, arbitrasi, dan penyuapan.

c.       Pemecahan masalah integratif
   Ada tiga jenis :
1)      Konsensus, dimana pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka, dan bukan mencari kemenangan dari satu pihak
2)      Konfrontasi, dimana pihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk menerima penyelesaian, suatu penyelesaian konflik yang rasional sering dapat diketemukan
3)      Pengguna tujuan – tujuan yang lebih dapat juga menjadi metoda penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama. [10]



      1.6 Pengaruh Konflik dalam Sebuah Organisasi
            Konflik sering kali muncul dalam sebuah organisasi, misalnya di sebuah lembaga pendidikan. Kemunculan konflik ini dapat memberikan sebuah dampak, baik dampak positif maupun negatif. Beberapa dampak tersebut antara lain bersifat psikologis, misalnya sikap-sikap menarik diri dari komunitas dalam bentuk aliensi, apatis, dan indeferinsi. Ada pula penarikan secara fisik, misalnya ditunjukkan dengan sikap tidak aktif, acuh, dan lain sebagainya sebagai respon terhadap konflik yang tidak tertangani secara baik.
            Di samping menimbulkan dampak negatif, konflik juga dapat menimbulkan dampak positif, seperti tumbuhnya kesadaran untuk menyatu, bekerjasama, dan bersaing secara sehat, memecahkan masalah secara tepat dan demokratis.
2.      Perubahan Dalam Organisasi
2.1 Pengertian Perubahan dalam Sebuah Organisasi
            Perubahan adalah proses alamiah yang suatu ketika harus terjadi, baik di sadari atau tidak, karena merupakan suatu dinamika. Tidak selamanya perubahan itu membawa dampak positif, ada kalanya juga membawa efek negatif. Oleh karena itu, manajer pendidikan harus mampu mengelola perubahan agar mengarah pada upaya dan orientasi penyempurnaan yang terkendali.
            Menurut Nursyam, perubahan terjadi karena ada beberapa hal, yaitu inovasi yang datang dari dalam maupun dari luar, motivasi kuat untuk berubah, dan penerapan skenario perubahan (perubahan akseleratif).inovasi dari luar utamanya memberikan rangsangan untuk berubah, motivasi membangun kesadaran untuk berubah, sedangkan skenario mengadakan perubahan yang di kondisikan sesuai dengan program yang di rencanakan.
            Pendidikan memiliki hubungan timbal balik dengan perubahan. Sebagai suatu proses yang terus berkesinambungan dari masa ke masa, dari satu kebijakan ke kebijakan yang lain, dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan dari satu pengembangan ke pengembangan lainnya, seharusnya memang ada perubahan. Tujuan perubahan itu adalah peningkatan mutu pendidikan, sehingga masing-masing sekolah di tuntut untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan secara serius. Ia harus mampu memberikan jaminan mutu, layanan yang prima, serta mampu mempertanggung jawabkan kinerjanya kepada peserta didik, orang tua, dan masyarakat sebagai penyandang dana.[11]   
2.2 Sumber-Sumber Penyebab Terjadinya Perubahan
            Di tinjau dari berbagai sudut pandang, ada beberapa sumber yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan, di antaranya:
1.      Persoalan lingkungan
Perubahan oraganisasi dapat di pengaruhi oleh keadaan lingkungan. Lingkungan  di mana organisasi sebagai sistem terbuka mencakup hal-hal sebagai berikut, di antaranya: teknologi, ekonomi, hukum, politik, demografi, ekologi, terjadi dengan kecepatan yang makin meningkat.
2.      Persoalan tujuan-tujuan serta nilai
Perubahan dalam nilai-nilai (hal-hal yang dianggap baik dan yang didambakan) juga penting, karena mereka menyebabkan terjadinya perubahan dalam tujuan suatu organisasi.
3.      Persoalan teknikal
Sistem teknikal merupakan sebuah sumber jelas bagi perubahan keorganisasian. Perubahan teknikal mencakup bentuk dan atau suatu produk (desain produk) atau servis maupun transformasi yang digunakan oleh organisasi yang bersangkutan.
4.       persoalan struktural
perubuhan-perubahan secara struktural dapat berupa: membagi departemen tertentu dalam bagian yang lebih kecil, menyatukan tiga unit yang terpisah menjadi sebuah departemen tertentu. Penciptaan bentuk struktural baru, misalnya bentuk konglomerat, perusahaan-perusahaan multi nasional sistem transportasi meliputi suatu daerah tertentu dan distrik-distrik sekolah yang terkonsolidasi biasanya menyebabkan timbulnya penyesuaian lebih lanjut.
5.      Persoalan psiko sosial
Dorongan untuk adanya perubahan sering muncul dari sistem psiko sosial perubahan dalam moral serta motivasi para individu maupun kelompok dapat menimbulkan dampak yang besar.

6.      Persoalan managerial
Sistem menejerial terlibatd alam kegiatan perencanaan dan pengawasan kegiatan keorganisasian, melalui sebuah system informasi-kepitusan. Peran manajerial mencakup upaya mempertahankan sesuatu keseimbangan dinamika antara kebutuhan akan stabilitas keorganisasian dan kontinuitas, serta kebutuhan terhadap penyesuaian (adaptasi) serta inovasi.          
2.3 Hubungan perubahan dengan konflik dalam organisasi
Salah satu Problem yang seringkali muncul selama upaya diadakannya perubahan adalah konflik antar kelompok, sebuah organisasi secara total sesungguhnya merupakan suatu keseluruhan yang terdiri dari aneka macam kelompok atau unit kerja, Edgar H Schein berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukanya melaporkan bahwa muncul adanya sejumlah fenomin-fenomin yang menarik di dalam dan antara masing-masing kelompok yang bersaing. Schein menyatakan, bahwa walaupun prsaingan dan reaksi yang ditimbulkan amat bermanfaat bagi kelompok untuk menjadikannya lebih efektif dan  prestasi dirangsang, “ faktor-faktor yang sama yang memperbaiki efektifitas intrakelompok menimbulkan dampak negatif baik efektifitas antar kelompok”. (Edgar H. Schein,1965:81).
Aspek Positif dan Aspek Negatif Konflik
Don Hellriegel, 1979:504-505
Konflik sebagai sesuatu kekuatan yang positif
Kebutuhan untuk menyelesaikan konflik menyebabkan orang mencari cara untuk mmengubah hal-hal yng sedang berlaku. Dengan demikian, proses penyelesaian konflik dapa dapat menyebabkan distimulasinya perubahan positif di dalam organisasi yang bersangkutan.
Konflik sebagai sesuatu kekuatan yang negatif
Konflik dapat  macam-macam dampak negatif. Salah satu problem yang biasa dihadapi adalah bahwa konflik memilik kecenderungan untuk mengalihkan  upaya dari pencapaian tujuan. Waktu dan uang merupakan sumber daya yang sering kali dipergunakan  dalam penyelesaian konflik. Konflik juga dapa menyebabkan timbulnya “biaya” atas kesejahteraan psikologikal para karyawan, karena menurut penelitian yang dilakukan, pendapat-pendapat yang berbenturan satu sama lain, dapat menyebabkan timbulnya “perasaan tidak senang” timbulnya “ketegangan” dan “ketidakteteraman”.
Mencegah Munculnya Konflik Antar Kelompok
Pertama-tama pihak manajemen harus menekankan kontribusi terhadap tujuan tujuan total, dam bukan pencapaian tujuan-tujuan sub kelompok.
Kedua: perlu diupayakan untuk meningkatkan frekuensi komunikasi interaksi antar kelompok dan dikembangkanya suatu sistem imbalan, untuk kelom yang saling membantu.
Ketiga: Apabila dimungkinkan individu-individu perlu dibeerikan suatu rentang luas departemen guna memperluas landasan mereka untuk empati dan memahami problem-problem antar kelompok Robbert R. Blake, (Winardi:2005:178)
2.4 Cara mengatasi tentangan terhadap  perubahan
Menurut Robbins ada 6 macam taktik yang disarankan untuk diterapkan oleh para agen perubahan, dalam hal menghadapi perubahan. (Stephen P. Robbins, 2010:13).
1.      Pendidikan dan Komunikasi
2.      Partisipasi dan Keterlibatan
3.      Fasilitas dan Dukungan
4.      Koersi
5.      Manipulasi dan Kooptasi[12]
           
2.5 Hambatan-hambatan dalam mencapai suatu perubahan
            Manajer pendidikan Islam harus ekstra hati-hati dalam mengadakan perubahan. Dalam catatan sejarah, hampir setiap perubahan menimbulkan gejolak yang berdimensi beragam. Junius Mauegha melaporkan bahwa dalam suatu perubahan ada empat hambatan pokok yang harus di pertimbangkan oleh setiap organisasi, yaitu:
1.      Hambatan karena konflik nilai
2.      Hambatan karena konflik kekuatan
3.      Hambatan karena konflik praktik
4.      Hambatan karena konflik psikologis.
2.6 Tipe-tipe perubahan organisasi                                
            Menurut E. Mark Hanson, ada tiga tipe perubahan organisasi, yaitu:
1.      Perubahan yang terencana
2.      Perubahan spontan
3.      Perubahan evolusioner
2.7 Peran yang dapat diperankan oleh agen perubahan
            Agen perubahan memiliki berbagai peran signifikan, di antaranya:
1. sebagai catalyst                   : meyakinkan orang lain akan perlunnya perubahan menuju kondisi yang lebih baik.
2. sebagai solution givers        : mengingatkan tujuan akhir dari perubahan yang di laksanakan.
3. sebagai process helpers       : membantu proses kelancaran perubahan, khususnya menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan di antara pihak-pihak terkait.
4. sebagai resources linkers     : menghubungkan dengan pemilik sumber dana/alat yang di perlukan.

2.8 Cara mengelola suatu perubahan serta tahap-tahapnya
Suatu perubahan perlu di kelola secara bertahap. Adapun tahap-tahap pengelolaan perubahan meliputi:
1.      Penemuan kasus;
2.      Pengkomunikasian temuan;
3.      Pengkajian atas temuab;
4.      Pencarian sumber pendukung;
5.      Percobaan langkah perubahan yang akan di tempuh;
6.      Perluasan dukungan dari berbagai pihak, dan
7.      Pembaharuan perubahan.
Tahapan-tahapan ini menunjukkan suatu urutan kegiatan pengelolaan dari awal hinnga akhir, sehingga pada tahapan terakhir diharapkan dapat mencapai konsep dan aplikasi perubahan yang benar-benar matang.
            Di samping langkah-langkah di atas, masih ada lagi langkah atau strategi lain dalam mengelola perubahan. Suatu strategi yang berpijak pada impian suatu lembaga ke depan yang di sebut visi,  kemudian di ikuti cara- cara mewujudkan impian itu secara operasional strategis yang di sebut misi.[13]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Manajemen Konflik menurut Winardi mengandung arti bahwa konflik dapat memainkan peranan dalam rangka upaya pencapaian sasaran secara efektif dan efisien. Metode yang dipilih suatu organisasi untuk manajemen konflik tergantungpada sumber timbulnya problem yang ada.
Dari pembahasa diatas kami dapat menarik kesimpulan bahwa kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat dieliminir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
Perubahan adalah proses alamiah yang suatu ketika harus terjadi, baik di sadari atau tidak, karena merupakan suatu dinamika. Tidak selamanya perubahan itu membawa dampak positif, ada kalanya juga membawa efek negatif. Oleh karena itu, manajer pendidikan harus mampu mengelola perubahan agar mengarah pada upaya dan orientasi penyempurnaan yang terkendali.
B.     Saran
Ada kalanya sebuah organisasi mengalami perubahan, dengan adanya perubahan tersebut di harapkan adanya sebuah inovasi pembaharuan yang mampu meningkatan rating dari organisasi tersebut. Akan tetapi tidak semua perubahan menimbulkan efek baik, kadang juga dapat menimbulkan sebuah konflik, oleh karena itu seorang manajer harus mampu menguasai medan agar mampu menyelesaikannya.





DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan, (Jakarta :Depdikbud PPLPTK, 1988)

http://manajemenrecruitment.blogspot.com/2011/12/konflik-dan-perubahan-organisasi.html

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,(Jakarta : Erlangga)
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya : Elkaf, 2006)

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2009)
T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1999)

Wekley, K.N. dan dan Yukl, G. A., Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, Alih Bahasa : M. Sobaruddin, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1992)










[1] Kartono, K., Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 1994), 43
[2] http://manajemenrecruitment.blogspot.com/2011/12/konflik-dan-perubahan-organisasi.html
[3] Don Hellriegel, John W. Slocum, 1979:503
[4] Wekley, K.N. dan dan Yukl, G. A., Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, Alih Bahasa : M. Sobaruddin, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1992), 86
[5] Arikunto, S, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan, (Jakarta :Depdikbud PPLPTK, 1988), 76
[6] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya : Elkaf, 2006), 168 - 170
[7] Mujamil qomar, Manajemen Pendidikan Islam,(Jakarta : Erlangga), 240-241
[8] http://manajemenrecruitment.blogspot.com/2011/12/konflik-dan-perubahan-organisasi.html
[9] T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1999), 351
[10] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategidan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), 215 - 218
[11] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,(Jakarta : Erlangga), 214-217
[12] http://ruminten.blogspot.com/2011/06/perubahan-dan-manajemen-konflik.html
[13]  Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,(Jakarta : Erlangga), 219-223

Tidak ada komentar: